Rupiah Anjlok, Legislator Tetap Apresiasi Kondisi Ekonomi Indonesia

05-09-2018 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Johnny G. Plate. Foto: Kresno/od

 

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga Rabu (05/9/2018) mencapai angka Rp15.029,65. Dibalik banyaknya kritik yang datang pada pelemahan nilai tukar rupiah tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Johnny G. Plate justru mengapresiasi kinerja ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

 

Menurut Johnny, meskipun rupiah terjadi pelemahan namun fondasi ekonomi Indonesia bisa dikatakan kuat. Ia pun berpesan agar situasi yang terjadi saat ini tidak diberikan kesan buruk.

 

“Kita paham dan tahu walau tidak terlalu hebat. Fondasi perekonomian kita baik dan tidak buruk. Jangan diberikan kesan bahwa situasi ekonomi Indonesia memburuk,” ungkap Johnny saat rapat kerja dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (05/9/2018).

 

Ia pun membandingkan situasi Indonesia dengan negara lain yang memiliki pengaruh cukup besar akibat tekanan global yang semakin tak terkendali ini. Di negara lain seperti Argentina dan Italia, juga terjadi pelemahan mata uang yang lebih parah jika dibandingkan dengan Indonesia. Hal itu yang membuat ia memberikan apresiasi kepada pemerintah karena meskipun terjadi tekanan global, rupiah masih dalam situasi terkendali.

 

“Di luar sana ada tekanan eksternal yang besar dan kuat yang membuat rupiah ini melepah. Tapi keseluruhan rupiah masih terkendali, itu harus kita apresiasi,” tegas politisi Partai NasDem ini.

 

Ia pun meminta kepada seluruh elite politik untuk bersikap tenang dan tidak membuat kegaduhan, karena kegaduhan-kegaduhan opini tersebut juga turut menyumbang kelemahan rupiah secara psikologis.

 

“Faktor eksternal ini sangat besar. Ini perlu direspon dengan kekuatan yang kuat yakni solid. Karena ini berkaitan dengan kepentingan nasional. Jangan ada kesan bahwa kita ini lemah dan saling berantam,” tutur Johnny.

 

Politisi dapil NTT I ini meminta agar isu mengenai melemahnya rupiah ini tidak dipolitisasi. Perlu ada kekuatan dari semua pihak supaya rupiah kembali pada situasi normal. Semua elite pun diminta untuk menyatukan kekuatan, bukan justru saling menyerang.

 

“Jangan ada kesan dipolitisasi. Jika ini dilakukan maka kita turut menyumbang peran bagi depresiasi rupiah secara psikologis,” tutup Johnny. (hs/sf)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...